0

Ada sebuah ilustrasi tentang seorang pendaki gunung. Kebetulan gunung ini adalah gunung yang sangat lebat hutannya, dan belum pernah ada yang selamat sampai ke puncak karena pendaki sebelumnya banyak yang tersesat dan mati akibat badai yang sering menghantam.

Sebelum dia mendaki dia sempat bertemu dengan salah satu juru kunci dari gunung tsb yang kebetulan tinggal persis di lereng gunung. Kemudian bapak itu sempat menasehati si pendaki ini, dia mengatakan "sebaiknya kamu batalkan saja niat mendaki gunung ini, karena pendahulu-pendahulu kamu banyak yang hilang dan meninggal".

Lalu si pendaki ini mengatakan " nanti kalo saya tidak kembali dengan selamat, tolong sampaikan pada pendaki-pendaki yang lain, saya akan tandai jalan-jalan menuju ke gunung ini dengan tongkat-tongkat yang telah saya beri cat, agar mereka lebih mudah untuk menandai jalannya. Katakan pada mereka nama saya adalah si "Pemberani".

Lalu pendaki ini mulai mendaki gunung itu, sambil berjalan dia terus membuka jalan dan membabat ilalang dan semak-semak yang menghalangi jalannya. Setiap 100 meter dia tancapkan tongkat satu demi satu. Dia terus melakukan itu dengan semangat dan berbahagia sekali. Dia terus membayangkan bagaimana indahnya puncak gunung tersebut.

Sesekali dia beristirahat sambil menikmati bekal yang dia bawa, dengan senyum yang optimis dia terus berusaha menyemangati dirinya. Kemudian dia melakukan hal seperti diatas tadi berulang-ulang sambil membabat semak dan ilalang dia terus menancapkan tongkat yang dia bawa satu demi satu.

Tapi apa mau dikata, tiba badai yang ditakutin orang-orang selama ini turun. Suhu di gunung itu mulai dingin, angin kencang dan hujan yang mulai turun deras sekali. Karena terlalu capek membabat dan menancapkan tongkat tadi ditambah dengan mendaki, si pendaki ini mulai mengalami kelelahan yang luarbiasa, kondisi tubuhnya melemah dan suhu tubuhnya dingin sekali dan akhirnya dia meninggal.
(wah habis dong ceritanya pemeran utama sudah meninggal hehehe)

Lalu si juru kunci ini teringat ucapan pendaki yang berani ini, dia mengingat terus pesan yang diucapkannya tadi. si Juru kunci ini akhirnya punya inisiatif untuk melanjutkan perjuangan si pendaki tadi. Lalu dia kumpulkan pendaki-pendaki gunung dari berbagai desa dan kota.

Dia mengumpulkan para pendaki-pendaki tersebut dan berkata "wahai para pendaki, ketahui lah...bahwa sebelum kamu ada seorang pendaki yang bernama si "Pemberani" telah memberitahu padaku, bahwa dia telah membuka jalan dan dia telah memberi tanda jalan-jalan tsb dengan tongkat yang berwarna seperti yang saya pegang. Mari lanjutkan perjuangan si "Pemberani" tadi"

Ternyata hanya dalam waktu beberapa minggu saja akhirnya gunung itu bisa ditaklukkan, dan puncak gunung itu diberi papan yang bertuliskan "Terima kasih si "Pemberani" kami sudah menyelesaikan perjuanganmu" . Dan puncak gunung itu diberi nama "Pemberani".

Maksud dari cerita ini adalah, bahwa perjuangan itu tidak pernah berhenti dan terus berjalan. Kadang apa yang kita perjuangkan tidak semuanya bisa kita raih, mungkin saja anak, cucu, murid atau orang lain yang meneruskan perjuangan kita dan berhasil mencapainya.

Tapi tidak menjadi masalah, karena seorang yang berani memulai sesuatu yang bertujuan membawa perubahan dan kebaikan banyak orang adalah suatu tindakan yang luarbiasa. Apalagi jika tindakan itu adalah sebuah prilaku kebajikan, maka sangat mulia sekali apa yang telah kita lakukan.

Mungkin kita tidak bisa menikmati hasilnya langsung akan tetapi anak cucu atau keluarga-keluarga kita bisa menikmati kebaikan nya kelak. Karena alam semesta itu akan merespon apapun yang kita lakukan, dan Tuhan tidak pernah tidur, Tuhan akan memberikan kenikmatan yang luarbiasa bagi orang-orang yang meninggalkan banyak amal dan kebajikan selama dia hidup entah itu berkah untuk anak cucunya atau sesuatu yang akan diberikan Tuhan di kehidupan yang akan datang. Biasa dalam islam amal kebajikan ini disebut amal jariah.

Amal jariah ini adalah ketika seseorang meninggalkan ilmu, dan banyak kebajikan kepada orang lain, dan amalan-amalan tadi terus digunakan dan bermanfaat bagi banyak orang, maka dari segala kebaikan yang ditinggalkan tadi akan kembali kepada si pemiliknya, atau dengan kata lain pahala.

Untuk itu terus tebarkan cinta, kasih sayang, ilmu dan amal kebajikan di muka bumi ini, jangan pernah takut melakukan sesuatu hal yang bertujuan untuk kebaikan dan kepentingan sesama. Karena Tuhan pasti akan memberikan ganjaran yang setimpal bagi orang-orang yang terus menebarkan itu semua.

Dari ilustrasi sederhana ini smoga bisa kita ambil hikmah dan membawa manfaat bagi kita semua

Posting Komentar

 
Top