0

Sampai dengan saat ini kata hipnotis di Indonesia masih memiliki stigma buruk. Mendengar kata hipnotis seringkali kita terasosiasi dengan berbagai hal yang berada di area abu-abu, mulai dari kejahatan, pemaksaan kehendak, sampai dengan kuasa kegelapan, serta penggunaan kekuatan mistik dan magis. Hipnotis sesungguhnya merupakan fenomena biasa, yang sangat lekat dengan kehidupan sehari-hari. Bahkan pada saat ini hipnotisme di dunia barat telah berkembang menjadi suatu pengetahuan yang sejajar dengan pengetahuan-pengetahuan ilmiah lainnya. Bahkan di beberapa universitas di Amerika Serikat, hipnotisme dapat dipelajari sampai dengan tingkat Doktor.
Hipnotis adalah suatu gejala psikologi murni, alias hal yang alamiah dan biasa ! Setiap hari kita semua menghipnotis dan terhipnotis sebanyak puluhan sampai dengan ratusan kali ! Lho ? Tentu saja kita tidak menyadarinya bahwa hipnotis yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari sangatlah alamiah, tetapi acapkali jauh lebih dahsyat ! Bagaimana seorang salesman dapat “merayu” calon pembelinya, bagaimana pula dengan seorang manager yang dapat memotivasi bawahannya untuk bekerja keras, bagaimana seorang ibu dapat membujuk anaknya untuk belajar, bagaimana seorang politisi dapat menghimpun puluan ribu suara dari para pendukungnya. Semuanya adalah fenomena hipnotisme !
Secara sederhana, jika anda dapat “menyuruh” seseorang untuk melakukan sesuatu, atau anda dapat membuat seseorang “berpikir” sesuatu, maka sebenarnya anda telah melakukan apa yang disebut sebagai hipnotis. Lho ? Kok bisa ? Secara umum, hipnotis adalah suatu seni penyampaian “pesan” agar dapat diterima oleh orang lain, dan berlanjut menjadi tindakan sesuai dengan yang dimaksudkan oleh pesan tersebut.
Seorang salesman tentu ingin calon pembelinya membeli produk yang ditawarkan. Untuk itu ia akan menggunakan kekuatan empati, tutur kata yang baik, penjelasan keunggulan produk, penjelasan performa harga, dan ribuan jurus lainnya, agar sang calon pembeli mempertimbangkan, dan tentu akhirnya memutuskan untuk membeli produk tersebut ! Apakah kata-kata dari salesman tersebut sepenuhnya benar ? Mungkin tidak juga ! Kecap selalu nomor satu ! Tetapi yang jelas calon pembeli tersebut pasti merasa nyaman dan akhirnya “tergerak” untuk membeli !
Pada kasus lain, jika kita hendak berhutang uang kepada orang lain, maka mungkin kita akan berusaha untuk meyakinkan bahwa kita benar-benar membutuhkan uang tersebut, bahkan ini soal “hidup” dan “mati”, dan orang tersebut adalah satu-satunya di dunia ini yang dapat menolong kita ! Mungkin kita perlu tambahkan sedikit “acting” agar menimbulkan simpati ?!
Hipnotis adalah suatu seni komunikasi persuasif untuk menyampaikan pesan ke “pusat motivasi” orang lain, sehingga dapat “menggerakkan” orang lain tersebut kearah tujuan yang dimaksud.
Yang dimaksudkan dengan “pusat motivasi” adalah sesuatu yang terdapat dalam diri setiap manusia yang disebut dengan “Pikiran Bawah Sadar”, yang merupakan salah satu bagian pikiran yang memiliki fungsi dan cara kerja yang berbeda dengan pikiran biasa.
Sebagai suatu seni komunikasi maka Hipnotis melibatkan aspek verbal (bahasalisan) dan non verbal (bahasa tubuh) seperti halnya komunikasi sehari-hari pada umumnya.
Jika di masa silam hipnotis diselimuti kabut magis karena identik dengan tangan yang melambai-lambai, mata yang menyorot tajam, mantra yang diucapkan dengan nada renda, pendulum yang berayun-ayun, maka pada saat ini berdasarkan pengetahuan hipnotis moderen, semua itu hanya dipandang sebagai bagian dari teknik komunikasi, karena pada dasarnya manusia adalah mahluk yang gemar berkomunikasi dengan lambang-lambang !

Hipnotis adalah suatu seni komunikasi persuasif yang ditujukan untuk menyampaikan pesan ke pusat motivasi manusia yang disebut sebagai “Pikiran Bawah Sadar”.
Sebagai suatu teknik komunikasi, maka hipnotis melibatkan aspek verbal, non verbal, dan me-utilisasikan segenap faktor pendukung komunikasi, termasuk lambang-lambang dan nilai keyakinan (belief system).
Hipnotis adalah gejala psikologi murni dan tidak terkait dengan unsur magis, mistik, kuasa kegelapan, atau istilah lain sejenisnya.
Ditulis oleh

Posting Komentar

 
Top